Tuesday 17 February 2009

Hidup ini Pilihan

Pagi ini saya mendapat telepon dan curhatan dari benk2, dia salah satu sahabat di kampus. Saya pun mendengarkan curhatannya selama 1 jam lebih. Lumayan agak shocked juga mendengar apa yang dia ceritakan pada pagi-pagi buta. Ya, secara garis besar dia curhat tentang pengunduran dirinya menjadi pengurus di UKM Wretta Aksa (Wretta Aksa itu organisasi di bidang jurnalistik dan fotografi yang saya ikutin dari awal masuk kuliah, ya saya memang belum sempat cerita tentang UKM ini di blog, maybe, I’ll tell you soon!).

Back to the story benk2 told me this morning. Ketika saya tanya alasannya mengundurkan diri menjadi pengurus, dia bilang, “Yu, saat ini gw harus memilih yu, mana yang lebih penting antara kuliah dan organisasi. Hidup ini pilihan, yu.” Oke. Saya sempat berpikir bagaimana bisa kawan saya ini rela meninggalkan dan melepas tanggung jawabnya sebagai pengurus tahun ini. Sebab, dia selalu mempunyai dedikasi tinggi dan andil besar dalam organisasi saya. Ya, saya bisa mengerti alasan dan keadaannya sekarang ini. Sebenarnya, saya cukup salut dengannya untuk mau memutuskan dan memilih apa yang terbaik untuk dirinya, yakni berkonsentrasi dan menyelesaikan kuliahnya. Benk, lo pasti bisa menyelesaikan kuliah lo tahun ini!

Lain lagi dengan kawan saya, Feny, dia memutuskan untuk bekerja terlebih dahulu, lantaran mencari penghasilan demi menunjang hidupnya. Saat saya mengetahui bahwa dia sudah bekerja di suatu tempat, saya cukup heran dengan perubahannya. Apalagi saya tahu betul karakter dan jalan pikirannya (sebelum dia bekerja). “Gw capek, yu, gw capek bersenang-senang, gw mau memilih untuk bekerja mencari uang sambil kuliah.” Sekali lagi saya tertegun mendengar alasannya. Semangat yaa Feny! :)

Hidup ini pilihan. Setiap orang harus memilih salah satu. Tidak bisa keduanya. Setiap orang tentu memiliki waktu yang tepat untuk memilih. Paling tidak, ketika saya, kamu, atau pun kalian memilih akan merasa yakin bahwa pilihannya sangat tepat untuk dijalani.

Begitu pula dengan saya yang harus memilih bahwa saya harus meninggalkan kamu. Bukan berarti kamu tidak berarti buat saya. Bukan berarti kamu menyakiti saya. Bukan berarti ada orang lain yang mampir dalam kehidupan saya. Tetapi, ini merupakan suatu pilihan yang harus saya putuskan dan pikirkan secara rasional, matang-matang, dan dengan kepala dingin, tanpa harus mengeluarkan air mata. Saya memilih untuk tidak terikat dengan kamu atau siapa pun. Itulah pilihan saya sekarang ini. Saya hanya ingin berkonsentrasi pada hidup saya, menata ulang hidup saya, dan menjalaninya sebaik mungkin.

Lalu, bagaimana dengan kalian? Apakah saat ini kalian sedang memutuskan untuk memilih sesuatu yang tepat? Saya tunggu cerita kalian.

Note:

  • mulai hari ini, saya memutuskan untuk memilih menulis blog dalam dua bahasa, English dan Indonesia. Mengapa? Kemarin saya mencoba mendaftarkan blog saya ke direktori blog Indonesia, tetapi satu ketentuan yang tidak bisa saya ikuti adalah: Isi blog harus memiliki 75 % konten Bahasa Indonesia. Sayang sekali, saya tidak memenuhi ketentuan tersebut. thanks buat sarah yang sudah memberikan masukan-masukan kepada saya, padahal kami baru kenal. Thanks!

7 comments:

Anonymous said...

iya ni Ayu, sekarang saya juga lagi dihadapkan pada beberapa pilihan yang membingungkan. dan sampai sekarang belum tau mana yang dipilih. hihi. :D

btw "Begitu pula dengan saya yang harus memilih bahwa saya harus meninggalkan kamu." siapa Yu? :)

Anonymous said...

hei neno! gimana udah tau apa yang dipilih? semoga pilihan lo tepat yaaa!

hihi..gw ninggalin seseorang karena qta belom siap dan males buat terikat komitmen menjadi pacar, jadinya yaa menjalankan suatu hubungan yang (awalnya) baik dan berakhir dengan tidak baik. Gw lagi gak mau terikat sama dia atau siapapun,jadi gw mutusin buat mengakhiri hubungan gw sama dia. hehehe, begitulah kurang lebihnya. (jadi curhat, hehe)

Gw kan dah bilang kalo gw lg menjalin hubungan sama seseorang (utk info lebih lanjut lihat post tentang 100 the truths of mine)

huaaa, ini komentar atau curhat yaaa? ;)

asasint said...

saya juga pernah tuh dilema...dulu bangetttt...waktu beberapa saat setelah keluar sma

apa saya harus kuliah (sementara keluarga lagi dapet musibah dan kakakku, ya kakak kandungku itu,masih sma dan adikku masih tk...tau kan jadinya gimana posisi saya) ato break dan yang pasti cari kerja.
sempet down beberapa saat... tapi karena saya baik hati dan makhluk Tuhan yang tahu diri, saya ngalah aja, kerja dulu...tapi sampe sekarang masih belum ada niat yang bulet buat kuliah..hehe

Anonymous said...

halo sintiaa!

yup..benar seharusnya qta emang harus percaya sama Tuhan bahwa apa yang qta pilih pasti terbaik buat qta.

thx yaa udah berbagi cerita sama saya! thx! nice to meet u, sin.

asasint said...

nice to meet you too ayuuuu

Sarahsita said...

knock, knock.. sarah datang. =P
i'm with u, hidup itu pilihan, kita cuma punya 2 tangan yg bekerja berbarengan, n psti ada titik 'nggak sanggup'nya, isn't it? kayak seorang ibu yg mutusin utk ninggalin pekerjaan demi bayinya, sementara ada ibu2 lain yg tetep kerja utk menopang ekonomi keluarganya. well, apapun pilihannya, bakal ada yg setuju n ga setuju, ada positif n negatif, namanya jg pilihan, right?
yg penting, pilihan itu kita pilih secara 'sadar spenuhnya', biar ga ada penyesalan (yg slalu dateng paling akhir).. go ahead dear!! =)

Anonymous said...

iya memang pilihan itu ada dua sisi, yang positif dan negatif, dan selalu ada penyesalan..
sarah makasih yaaaaaaaaaaaaa..