Friday, 22 May 2009

Mama adalah hadiah terindah

Saya sedang rindu dengan mama. Sedari dulu, mama dan papa selalu mendapatkan tugas penelitian di luar kota. Tetapi, saya dan adik saya sudah terbiasa ditinggalkan sejak waktu kecil oleh mereka untuk dalam jangka waktu yang lama. Namun, kali ini berbeda.

Mengapa saya bilang berbeda? Sebab, semalam saya mendapat kabar bahwa salah seorang tetangga deket rumah telah meninggal dunia, beliau adalah Ibu Didi. Ketika jenazah Ibu Didi tiba di kediamannya, saya melihat anak bungsunya, Nur, sedang menangis terisak-isak dan hampir pingsan. Saya sedih sekali melihat kejadian semalam. Nur tentunya sangat terpukul dengan kepergiaan sosok ibu yang telah merawatnya sejak lahir. Ibu Didi adalah sosok ibu yang sangat baik dan perhatian untuk anak-anaknya, begitu juga dengan keempat anaknya, termasuk Nur. Saya berdoa semoga amal ibadah Ibu Didi diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, kekuatan, dan kesabaran yang luar biasa untuk menghadapinya. Amien..

Kemudian, saya teringat wajah mama. Sejak semalam saya memikirkan mama yang sedang penelitian di Surabaya. Saya kangen. Rindu. Saya tidak mau kehilangan beliau. Walaupun, saya tahu bahwa suatu saat nanti saya harus siap jika Allah SWT memanggil orang yang teramat saya cintai.

Bagi saya dan keluarga, mama merupakan sosok yang selalu bisa melakukan apa saja tanpa pernah menyerah atau putus asa. Mama selalu bisa diandalkan pada setiap detik, menit, jam, hari, dan bahkan rela tak tidur untuk menemani anak-anak serta papa yang sedang sakit. Mama, cepat pulang ya, anakmu ini akan wisuda pada hari rabu nanti.

"Ya Allah, keluarga adalah hadiah terindah di dalam hidupku, termasuk Mama. Terima kasih atas hadiah terindah yang telah Engkau berikan kepadaku"

Tuesday, 5 May 2009

It's been almost for two years

Judul postingan kali ini memang sama persis dengan status update di akun facebook saya pada beberapa hari yang lalu. Saya tidak memikirkan dan mengatakan : "betapa sedihnya saya sebagai jomblo selama dua tahun". Absolutely NOT! Predikat jomblo pernah dipegang oleh saya dalam kurun waktu lebih dari 3 tahun, so, it doesn't seem to be hard to face and let this life moves as usual. Sejujurnya, saya cuma merasa membutuhkan seseorang yang bisa dijadikan partner, kakak, sahabat, dan musuh saya dalam berargumen. I need someone to discuss everything in every way, I need someone to give all his thought for me, I need someone to debate everything from any different point of views, I need someone to give the best comfortable hug, I need someone to cheer me up in everyday. Am i normal? I think I'm normal, hey, everywomen absolutely needs a boy/man/husband to support each of those life, dosen't it? For a while, I thought that I'm worrying too much because of my age turns to be older in every year. But, I'm not hoping too much. It sounds silly, doesn't it? Yeaa, I have been a single for almost two years.. Ok, I have to wait someone out there to become my shoulder in the whole life.

note: semoga tulisan ini tidak terlihat cengeng