Wednesday, 23 October 2013
Recently I'm in love with his music
thanks to Kiki for introducing me to Tulus..
check this video below and you all get one amazing Indonesian music ( the video was taken from this : http://youtu.be/M5hSqOZpcuQ )
Sunday, 13 October 2013
Pertemuan itu
Tujuh belas agustus dua ribu tiga belas.
Sabtu malam.
Pertemuan itu tidak sengaja dan tidak kita rencanakan saat itu. kita berkenalan seperti layaknya dua insan bertemu untuk pertama kalinya. Yang aku tahu malam itu adalah malam di mana aku tertarik padamu. malam di mana cerita ini bermula..
esok harinya kamu menyapaku melalui pesan singkat. pesan singkat pertama yang tak pernah aku lupakan, "hei..". entah mengapa aku langsung tahu bahwa itu pesan singkat darimu, meski kamu bahkan tidak menanyakan nomor telepon genggamku pada malam itu. ya, meski kamu tidak menanyakan nomor telepon genggamku, aku yakin pertemuan singkat malam itu meninggalkan kesan baik di antara kita.
Seminggu kemudian.
kamu sudah berdiri tepat di hadapanku. nyata. kamu ada di sini. kamu rela datang menghampiriku di Bekasi. Aku pun senang. Senang bukan kepalang. setelah pertemuan sabtu malam lalu, kamu mencoba masuk ke dalam kehidupanku. masuk dengan membawa rangkaian kata-kata yang kamu kirimkan setiap pagi, siang, dan malam hari. hingga akhirnya ada pertemuan yang kita rencanakan. ya, hari ini. hari ini kamu dan aku mencoba untuk saling mengenal satu sama lain.
seminggu kemudian.
kamu masih sama. masih menyapaku dengan rangkaian kata-kata yang kamu kirimkan setiap pagi, siang, dan malam hari. bahkan, kamu mencoba untuk mendengarkan suaraku tiap malam. janji untuk bertemu pun dilontarkan kembali dari mulut kamu. pertemuan kedua dengan rasa yang sama dan cara yang berbeda. namun, caramu menunjukkan ketertarikanmu padaku masih manis. perbincangan pun semakin berkembang.
seminggu kemudian
kamu memintaku untuk menemani mencari kado ulang tahun adikmu. kamu bahkan memintaku untuk memilih kadonya. sepatu putih cantik dengan pita dihiasi batu pun menjadi pilihanku sebagai kado ulang tahun adikmu. kamu pun setuju dengan pilihanku. aku pun senang. senang karena kamu membiarkan diriku masuk ke dalam kehidupan keluargamu. hal kecil namun berarti untukku.
seminggu kemudian
kamu meneleponku dan bercerita rumah kakekmu mengalami musibah kemalingan. kamu pun menempatkanku sebagai seorang pendengar dari ceritamu. lagi, aku pun senang. senang karena kamu menempatkan aku menjadi salah satu pendengar masalahmu. senang karena kamu menempatkan aku bahwa kamu butuh aku sebagai teman cerita.
seminggu kemudian
intensitas sapaan darimu mulai berkurang. berkurang hingga kamu menghilang. menghilang hingga membuatku panik. panik karena takut akan kehilangan dirimu. panik karena takut aku akan kecewa. panik karena takut aku hanya bertepuk sebelah tangan. panik karena takut aku gagal jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya. panik karena takut semua yang kamu lakukan untukku tidak lebih dari hanya rasa penasaran kamu terhadapku setelah pertemuan singkat malam itu. panik karena takut aku hanya bermimpi. bermimpi tentang seorang laki-laki yang datang menghampiriku membawa cinta.
dua minggu sudah kamu tidak menyapaku. meski kamu sempat beralasan dengan alasan klise yang menjelaskan kenapa kamu menghilang. namun aku tahu bahwa kamu memang tidak ingin menyapaku kembali. meski kamu sempat mengajakku untuk pertemuan selanjutnya. namun rasanya semesta tidak menginginkan pertemuan selanjutnya itu ada.
hei, kamu.. terima kasih telah mengajarkan padaku bagaimana seluk beluk seorang laki-laki. terima kasih telah mengajarkan padaku mana laki-laki yang serius dan mana yang tidak serius. terima kasih telah memberiku kecewa. terima kasih telah memberiku kegagalan jatuh cinta untuk kesekian kalinya. karena, paling tidak aku bisa berdiri kembali untuk membuka hati bagi laki-laki yang mencoba membawakanku cinta
Sabtu malam.
Pertemuan itu tidak sengaja dan tidak kita rencanakan saat itu. kita berkenalan seperti layaknya dua insan bertemu untuk pertama kalinya. Yang aku tahu malam itu adalah malam di mana aku tertarik padamu. malam di mana cerita ini bermula..
esok harinya kamu menyapaku melalui pesan singkat. pesan singkat pertama yang tak pernah aku lupakan, "hei..". entah mengapa aku langsung tahu bahwa itu pesan singkat darimu, meski kamu bahkan tidak menanyakan nomor telepon genggamku pada malam itu. ya, meski kamu tidak menanyakan nomor telepon genggamku, aku yakin pertemuan singkat malam itu meninggalkan kesan baik di antara kita.
Seminggu kemudian.
kamu sudah berdiri tepat di hadapanku. nyata. kamu ada di sini. kamu rela datang menghampiriku di Bekasi. Aku pun senang. Senang bukan kepalang. setelah pertemuan sabtu malam lalu, kamu mencoba masuk ke dalam kehidupanku. masuk dengan membawa rangkaian kata-kata yang kamu kirimkan setiap pagi, siang, dan malam hari. hingga akhirnya ada pertemuan yang kita rencanakan. ya, hari ini. hari ini kamu dan aku mencoba untuk saling mengenal satu sama lain.
seminggu kemudian.
kamu masih sama. masih menyapaku dengan rangkaian kata-kata yang kamu kirimkan setiap pagi, siang, dan malam hari. bahkan, kamu mencoba untuk mendengarkan suaraku tiap malam. janji untuk bertemu pun dilontarkan kembali dari mulut kamu. pertemuan kedua dengan rasa yang sama dan cara yang berbeda. namun, caramu menunjukkan ketertarikanmu padaku masih manis. perbincangan pun semakin berkembang.
seminggu kemudian
kamu memintaku untuk menemani mencari kado ulang tahun adikmu. kamu bahkan memintaku untuk memilih kadonya. sepatu putih cantik dengan pita dihiasi batu pun menjadi pilihanku sebagai kado ulang tahun adikmu. kamu pun setuju dengan pilihanku. aku pun senang. senang karena kamu membiarkan diriku masuk ke dalam kehidupan keluargamu. hal kecil namun berarti untukku.
seminggu kemudian
kamu meneleponku dan bercerita rumah kakekmu mengalami musibah kemalingan. kamu pun menempatkanku sebagai seorang pendengar dari ceritamu. lagi, aku pun senang. senang karena kamu menempatkan aku menjadi salah satu pendengar masalahmu. senang karena kamu menempatkan aku bahwa kamu butuh aku sebagai teman cerita.
seminggu kemudian
intensitas sapaan darimu mulai berkurang. berkurang hingga kamu menghilang. menghilang hingga membuatku panik. panik karena takut akan kehilangan dirimu. panik karena takut aku akan kecewa. panik karena takut aku hanya bertepuk sebelah tangan. panik karena takut aku gagal jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya. panik karena takut semua yang kamu lakukan untukku tidak lebih dari hanya rasa penasaran kamu terhadapku setelah pertemuan singkat malam itu. panik karena takut aku hanya bermimpi. bermimpi tentang seorang laki-laki yang datang menghampiriku membawa cinta.
dua minggu sudah kamu tidak menyapaku. meski kamu sempat beralasan dengan alasan klise yang menjelaskan kenapa kamu menghilang. namun aku tahu bahwa kamu memang tidak ingin menyapaku kembali. meski kamu sempat mengajakku untuk pertemuan selanjutnya. namun rasanya semesta tidak menginginkan pertemuan selanjutnya itu ada.
hei, kamu.. terima kasih telah mengajarkan padaku bagaimana seluk beluk seorang laki-laki. terima kasih telah mengajarkan padaku mana laki-laki yang serius dan mana yang tidak serius. terima kasih telah memberiku kecewa. terima kasih telah memberiku kegagalan jatuh cinta untuk kesekian kalinya. karena, paling tidak aku bisa berdiri kembali untuk membuka hati bagi laki-laki yang mencoba membawakanku cinta
Subscribe to:
Posts (Atom)